Rungan.id – Sumbawa Barat|NTB,- Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT), Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengingatkan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk selektif dalam menunjuk mitra kerja. prinsipnya AMANAT sangat mendukung investasi yang ada di Sumbawa Barat selama sesuai aturan.
Sebelumnya AMANAT telah menggelar aksi unjuk rasa didepan kantor PT. Unggul Sejahtera Indonesia (USI) pada, Jum’at (09/08/2024) siang. AMANAT saat itu meminta komitmen perusahaan agar tidak menjalankan aktifitas apapun selama proses perizinan belum tuntas.
“Kami minta PT. AMNT untuk mengawasi oknum-oknum manajemen yang cawe-cawe dengan perusahaan yang belum memenuhi standar perizinan demi mendapatkan keuntungan,” kata Ketua AMANAT KSB, Muhammad Erry Satriawan, SH, MH dalam orasinya di depan kantor PT. USI Jum’at lalu.
Advokat muda yang akrab disapa Erry itu menegaskan, jangan sampai persoalan ini justru menambah rentetan persoalan lainya, karena terhadap sejumlah persoalan AMMAN yang selama ini disuarakan, belum ada fakta yang terealisasi maksimal.
Menurut Erry, PT. USI yang bergerak pada kegiatan industri mortar atau beton siap pakai (batching plant) saat ini masih tidak boleh melakukan aktifitas apapun, sebab masih dalam status tersegel oleh tim pemerintah KSB.
“Saat ini kami sedang melakukan investigasi terhadap kebenaran apakah PT. USI sudah mengantongi sejumlah kontrak dengan beberapa pihak perusahaan Subkon AMMAN. Apabila ini benar, maka kami akan segera mengambil langkah-langkah hukum termasuk kepada pihak user, karena tentu ini akan menjadi budaya yang buruk terhadap investasi di KSB,” ungkapnya.
Tak sampai disitu, Erry juga mengingatkan, mestinya semua perusahaan yang beraktifitas dan mendapatkan keuntungan dari proses produksi harus dilengkapi dengan dokumen perizinan yang legal, sehingga terhadap semua kontrak yang didasari tanpa dokumen perizinan tentu cacat hukum.
“Sebelumnya kamu telah dilaporkan PT. USI ke Polda NTB, dan dalam waktu dekat kami akan mendatangi Polda untuk menanyakan perkembangan laporan kami,” demikian Erry Satriawan. (Riyan)