Rungan.id – Sumbawa Besar|NTB,– Pondok Pesantren Lembaga Deeniyat sukses menggelar acara peringatan Hari Santri dan Wisuda Program Tahfidz Angkatan Ke-4 dengan Metode Tikrar, pada Minggu (20/10/2024). Dengan tema “Mempersiapkan Generasi yang Menjunjung Tinggi Pengorbanan Para Kyai dan Santri dalam Merebut Kemerdekaan,” kegiatan ini dihadiri oleh para santri, wali santri, dan tokoh agama setempat.
Hari Santri Nasional, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, merupakan momentum penting bagi bangsa Indonesia. Peringatan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 untuk menghargai kontribusi santri dalam perjuangan kemerdekaan. Pesan dari acara ini adalah mengenang peran ulama dan santri dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus meneladani semangat juang mereka.
Acara dimulai dengan prosesi wisuda 28 santri Tahfidz Qur’an yang telah menyelesaikan hafalan menggunakan metode Tikrar. “Satu santri tidak hadir karena sedang mengikuti Olimpiade, tapi 28 santri lainnya berhasil menyelesaikan tahfidz dengan sangat baik,” ujar Ustadz Slamet Riyadi, S.Pd.I., Ketua Lembaga Pondok Pesantren Deeniyat dalam sambutannya.
Pesan Penuh Makna dari Ustadz Slamet Riyadi Dalam pidatonya, Ustadz Slamet mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah atas kekuatan batin para orang tua yang dengan ikhlas menyerahkan anak-anak mereka untuk belajar Al-Qur’an. “Apapun keadaannya, selama anak-anak kita sibuk dengan Al-Qur’an, maka Allah akan membantu mereka. Ini adalah pengorbanan besar dari orang tua untuk menjadikan anak-anaknya sebagai generasi yang berkhidmat kepada Al-Qur’an,” ucapnya.
Beliau juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka, khususnya dalam memperkenalkan nilai-nilai agama sejak dini. “Saat anak-anak membutuhkan kasih sayang dan bimbingan, itulah saat penting bagi kita, para orang tua, untuk selalu ada di samping mereka,” tambahnya.
Selain itu, Ustadz Slamet juga menekankan pentingnya mengenang perjuangan para kyai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang menjadi latar belakang peringatan Hari Santri. “Resolusi jihad yang dikumandangkan oleh Kyai Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 adalah tonggak sejarah, di mana para santri dan ulama mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan negeri ini,” ujarnya.
Wisuda yang Bermakna dan Harapan di Masa Depan Prosesi wisuda Tahfidz Qur’an ini menjadi momen yang penuh haru bagi para santri dan orang tua mereka. Ustadz Slamet menegaskan bahwa usaha keras yang telah dilakukan oleh para santri ini merupakan investasi spiritual yang akan membawa mereka menuju kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. “Anak-anak ini, dengan bimbingan Al-Qur’an, diharapkan menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual,” tutupnya.
Acara yang berlangsung di Ponpes Deeniyat, Jalan Unter Ketimis, Kelurahan Uma Sima, Kecamatan Sumbawa, berjalan lancar dan penuh khidmat. Para wali santri mengaku bangga dan terharu melihat anak-anak mereka diwisuda setelah menempuh perjalanan panjang menghafal Al-Qur’an.
Dengan suksesnya acara ini, Pondok Pesantren Deeniyat Sumbawa terus berkomitmen untuk mencetak generasi yang berpegang teguh pada ajaran Al-Qur’an, siap mempertahankan agama dan negara, serta meneruskan perjuangan para ulama dan santri dalam menjaga keutuhan NKRI. (An)