Rungan.id – Sumbawa Besar|NTB – Kasus dugaan intimidasi dan penghinaan terhadap Adinda (16), seorang siswi kelas 2 di SMA Negeri 1 Lape, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa Ntb, semakin memanas. Adinda mengaku menjadi korban intimidasi oleh Wakil Kepala Sekolah, Pak Hamka, dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Ibu Ira, pada 28 Mei lalu. Keluarga Adinda kini menuntut keadilan atas perlakuan yang diterima.
Pada 20 Juni 2024, sekitar pukul 09.30 WITA, mediasi antara keluarga Adinda dan pihak sekolah diadakan di Polsek Lape atas permintaan Adrisal, kakak tertua Adinda. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Adrisal, ibu Adinda, serta adik-adiknya. Dari pihak Pak Hamka diwakili oleh dirinya dan istrinya, yang juga merupakan Guru BK di sekolah tersebut.
Dalam mediasi tersebut, Adrisal menyampaikan keberatannya atas ucapan Pak Hamka yang menghina adiknya. “Yang membuat saya keberatan adalah ucapan seorang guru yang mengatakan kepada adik saya, ‘anak asu kamu’, yang berarti saya ini juga anak anjing. Selain itu, dia mengatakan, ‘kalau tidak usah banyak ngomong nanti saya siram kamu dengan air kopi panas ini. Dan saya akan keluarkan kamu dari sekolah ini nanti lihat saja.’ Itu sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang guru yang seharusnya memberikan contoh yang baik,” ujar Adrisal dengan tegas.
Namun, ketika ditanya oleh Kapolsek Lape, Igusti Agung Bayu Damana, mengenai tuduhan tersebut, Pak Hamka tidak mau mengakui ucapannya. “Logika saja, tidak mungkin adik saya Adinda menceritakan kepada kita kalau tidak ada ucapan yang tidak menyenangkan dari oknum guru ini. Saya tidak membela adik saya, walaupun dia salah, beri dia teguran yang baik, nasihat yang baik. Jangan intimidasi mereka. Guru seharusnya memberikan bimbingan dengan penuh kasih sayang, selayaknya orang tua kepada anaknya, beri dia perlakuan dan perhatian khusus, supaya anak ini tidak merasa tersisihkan,” tambah Adrisal.
Selama mediasi, ketegangan semakin meningkat. Pak Hamka sempat marah-marah dan menunjuk-nunjuk Adrisal dari luar ruangan. Bahkan, dia menantang Ketua Umum LSM Garda, Viktor, yang juga mengecam tindakan tersebut. “Saya tidak takut dengan Viktor Garda. Suruh dia datang temui saya. Ngomong seenaknya di berita. Memangnya dia siapa?” ucap Pak Hamka dengan lantang.
Istri Pak Hamka yang juga hadir dalam mediasi, sempat menangis dan mengatakan kepada ibu Adinda, “Ibu sudah serahkan anak ibu ke saya untuk dididik dan diberi arahan yang baik di sekolah, mau diapakan anak saya terserah.” Namun, pernyataan tersebut tidak mengurangi keberatan keluarga Adinda atas ucapan Pak Hamka.
“Memang betul saya pernah mengatakan kepada Ibu Ira saya serahkan sepenuhnya Adinda, tolong Ibu ajari dan didik dengan baik. Bukan berarti saya serahkan anak saya ke Ibu Ira, lantas suaminya, Pak Hamka, mengatakan seenaknya seperti itu kepada anak saya. Dia juga sempat menunjuk-nunjuk saya sambil menangis seolah-olah dia yang terzalimi,” ujar ibu Adinda sambil menangis saat ditemui di rumahnya, Kamis (20/6).
Pertemuan tersebut berakhir tanpa penyelesaian yang memuaskan. Pak Hamka bahkan bersumpah tidak akan menghiraukan lagi Adinda di sekolah. “Wajar nggak seorang guru berkata demikian?” tanya Adrisal dengan penuh kekecewaan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Cabang Dikbud (KCD) Provinsi NTB di Sumbawa Junaidi, S.Pd., M.Pd, saat di konfirmasi melalui whatsapp, Jum’at (21/06/24), mengatakan, “terkait dengan permasalahan ini, hari minggu saya akan panggil semua guru SMA Negeri 1Lape di ruangan saya, ” Tegasnya.
Di temui di kediamannya, Ketua Umum LSM Garda, yang akrab disapa Bang Viktor, menegaskan perlunya tindakan tegas dari pihak sekolah untuk menindaklanjuti persoalan ini. “Kejadian ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dalam sistem pendidikan kita. Guru seharusnya memperlakukan siswa dengan hormat dan penuh kasih sayang,” tegas Viktor Garda.
Viktor menambahkan, “Wakasek SMA Negeri 1 Lape tidak perlu berkoar-koar seperti itu. Mencari bukti secara spesifik memang sulit karena pada saat itu tidak ada saksi atau rekaman. Tapi mari kita kembali ke pengakuan Adinda. Tidak mungkin dia menceritakan hal tersebut kepada kakaknya jika itu tidak benar. Apa untungnya bagi Adinda? Kita harus bertanya pada diri sendiri, ‘Apakah benar yang sudah dilakukan?’ Bagaimana jika itu terjadi pada anak kita? Sudahlah, tak usah menyulut api takabur yang bisa membawa kita pada penyesalan.”
Sementara itu, dalam pertemuan mediasi tersebut, seorang pria yang mengaku sebagai ketua LSM, menyatakan keberatan dan berencana melaporkan Adinda ke pihak kepolisian atas tuduhan penghinaan terhadap anaknya, Suci. “Karena bukti sudah lengkap, hari ini saya akan melaporkan Adinda ke Polres Sumbawa, karena dia sudah mencaci maki anak saya. Ini sudah masuk ke pasal penghinaan. Kita lihat saja nanti, biarlah pihak kepolisian yang menangani persoalan ini,” ujarnya di dalam ruangan Polsek Lape saat mediasi berlangsung (20/6).
Kasus ini menarik perhatian banyak pihak yang berharap adanya penyelesaian yang adil dan bijaksana. Media Rungan.id akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terkini kepada publik. (An)